Mar 27, 2007

Kotak Kosong, Bermasalahkah ?

Belakangan ini, kampus sedang marak-maraknya mengadakan suksesi kepimpinan secara demokratis dengan dinamakan PEMILU. Engga di KM ITB atau di HMP, semua sedang sibuk mempersiapkan calon pemimpin baru organisasi tersebut. Dan mungkin isu yang sedang hangat diperbincangkan adalah masalah kotak kosong, atau suatu kondisi dimana hanya ada calon tunggal dalam Pemilu.
Bermasalahkah? Tidak, menurut hemat saya tidak bermasalah kalau kita benar-benar
bertekad untuk memegang tampuk kepemimpinan organisasi yang kita ada di dalamnya. Yang berkembang saat ini adalah, ketakutan bahwa nantinya si kotak kosong inilah yang memenangi Pemilu dan itulah yang membuat paranoid. Bahwa nantinya, si calon tunggal tak terpilih , adalah masalah bagaimana si calon ketua ini menciptakan figur pemimpin yang pas di mata pemilih , daripada sekadar mendebatkan kenapa ada kotak kosong.
Kotak kosong hanyalah kotak kosong, yang tidak bisa apa-apa, hanya menyuarakan suara yang tidak ingin si calon tunggal terpilih. It's fine, hadapilah kotak kosong dengan kepala tegak dan berbanggalah bahwa calon tunggal adalah satu-satunya pemberani dalam Pemilu ini! Semangat lah wahai calon penerus bangsa !

Amiina - Kurr (2007)

Amiina merupakan kuartet asal Reykjavik, Islandia yang mengusung post rock manis ala feminisme nya wanita. Tiada gempuran efek gitar dan konstannya gebukan drum serta misteriusnya suara-suara vokal, yang ada hanyalah musik "aneh" yang disuguhkan dari track awal hingga akhir track.
Album Kurr menjadi album yang paling ditunggu setelah EP mereka, Seoul yang dirilis akhir tahun 2006 lalu. Dengan segala keterbatasan yang ada akhirnya full album pertama mereka rilis sejak terbentuknya band yang menjadi pengiring konser Sigur Ros (eh, sekampung yah?) akhir tahun 90-an.

Musik yang ditawarkan sepertinya hampir sama track per track dimana , banyak sekali memainkan unsur petikan dawai yang mengiris-iris, serta lenguhan vokalisnya yang sesekali timbul diantara petikan dawai dan tenggelam kemudian ditelan suara dawai. Mendengarkan album ini akan membuat Anda terbuai layaknya Sigur Ros yang berganti vokalis (namun jangan samakan mereka dengan Sigur Ros!). Mengutip pernyataan kritikus post rock dari thesilentballet, bahwa Kurr is a premature offspring of Amiina's work, jadi, silakan dengarkan jika ingin mencoba warna baru dalam musik post rock yang dinahkodai wanita-wanita.

single andalan : Seoul
download


Disco Retro @rooftops BTC Bandung, March 24th, 2007

Persiapan ketika masih di kampusIseng-iseng Naik Motor Orang

Sesampainya di lokasi
Fashion Show yg menggugah "selera"

Naif, menjadi headliners yang ditunggu-tunggu

Sekte Kebahagiaan Reborn

Sabtu, 24 maret 2007 menjadi hari yang spesial bagi anak-anak Sekte Kebahagiaan (kalo ga tau tentang sekte ini, cobalah searching di freindster). Karena, sekte mulai kaderisasinya dengan junior-junior mereka. Malam itu , anak-anak sekte berpesta-pora dengan modal seadanya. Menyaksikan dengan mata terpana, kilauan lampu dan kilauan kulit bersinar wanita-wanita yang mengunjungi rooftops BTC Bandung malam itu. Gelaran yang bertajuk "Disco Retro" menjadi pelampiasan bagi anak-anak sekte kebahagiaan setelah setahun lebih vakum dari hingar bingar dunia.

The Show
Tidak ada yang sangat spesial dalam acara itu, kecuali penampilan the upstairs yang saya tunggu-tunggu dan tentunya sang vokalis wanita nya yang begitu menggemaskan ! Penampilan panggung mereka ternyata sungguh memukau , walaupun tampil tanpa kostum seragam seperti biasanya mereka kenakan, namun untuk penampilan panggung, sungguh mampu menyihir penonton untuk sekadar goyang, atau loncat-loncat tak tentu arah. Bagi saya, menyaksikan aksi panggung Jimmy dkk. ternyata sungguh jauh menggembirakan ketimbang berulang-ulang mendengarkan mp3 mereka.
Hehehe..... berikutnya, penampilan Club 80's , band yang semestinya dibubarkan saja karena sudah kehiangan identitas , nama nya saja yang 80-an, tapi musiknya mendayu-dayu ala bintang pop 90-an , sangat jauh dari kesan Duran-duran yang merupakan icon musik 80-an. Untuk mereka, saya hanya duduk saja di pinggir panggung, daripada badan capek ! Lalu berikutnya, adalah Naif, band yang konsisten dalam permainan musik mereka yang bernuansa 60-an, dan saya sungguh appreciate terhadap mereka, skill personil nya lama kelamaan makin jago tapi kelihatannya sang vokalis bertambah gemuk yah, dan tentu saja dengan banyolan-banyolan khas naif yang sempat menghujat Radja dan KANGEN band serta memuji Mulan Kwok. Overall, saya mau kasih penilaian buat headliners malam itu :
1. The Safari , kasi ponten 7, karena vokalisnya membawa kentongan dari botol bir
2. The Upstairs , kasi ponten 8,5, tentunya karena vokalis wanitanya yahud !
3. Club 80's , saya beri 6,5 , mereka nampaknya perlu konsisten dalam bermusik
4. Naif, kasih nilai 8,6

Akhirnya gerombolan sekte menyudahi hedonitas nya dengan makan malam pada tengah malam di LS tercinta ! Bravo! For women, money, and leisure! merdeka !

Mar 25, 2007

LS LS LS !

hahahahaha....akhirnya sempat juga menuliskan (atau lebih tepatnya mempromosikan) tempat asik buat makan ketika duit Anda cekak! lokasinya strategis, terletak di jantung Kota Bandung, atau kalau Anda datang dari arah Jakarta, selepas tol Pasteur tancap gas hingga Jalan Dago dan terus naik ke arah Utara sampai menjumpai perempatan yang ada pembangunan apartemen Butik Dago nya.

Kami biasa menyebutnya LS (el-es) alias lele simpang sebuah julukan yang sangat komersil untuk ukuran sebuah PKL, dan gampang diingat dan diartikulasikan dengan baik, bahkan untuk anak SD atau balita sekalipun! Aneka menu terdapat di dalamnya, diantaranya pecel lele, ayam goreng, nasi goreng, dan telor doang!

Biasanya kami mulai menginvasi LS ketika lewat jam 9 malam, itu artinya perut benar-benar ga kuat dan biasanya juga jatah hidup bulanan sebagai anak kos sudah mulai menipis, untuk itulah LS dijadikan alternatif kuliner Kota Bandung malam hari. Akhir-akhir ini lagi suka memesan menu telor-tahu-tempe. Hahahaha.....berawal dari ikut-ikutan pesanan teman , sampai akhirnya mulai ketagihan dan beralih ke menu tersebut. Oiya, salah seorang penjualnya mirip sekali dengan kakak tingkat saya, makanya kita memanggilnya Willy. Si Willy dari LS, lengkap sudah julukan ini dilekatkan.

Demikian reportase kuliner kali ini, semoga anda anda semua makin cinta terhadap PKL walaupun dilarang oleh Perda K3 , PKL must go on !

Visi Indonesia 2030


Indonesia di tahun 2030 akan menjadi negara maju dan sejahtera. Visi 2030 akan mempunyai empat pencapaian :
1. Indonesia akan masuk dalam lima besar kekuatan ekonomi dunia dengan tingkat pendapatan per kapita sebesar 18.000 dollar Amerika Serikat (AS) per tahun. Ini berarti Indonesia berada di posisi setelah China, India, AS, dan Uni Eropa.
2. Sedikitnya 30 perusahaan Indonesia masuk daftar 500 perusahaan besar dunia.
3. Adanya pengelolaan alam yang berkelanjutan
4. Terwujudnya kualitas hidup yang merata

Untuk mencapai misi tersebut, menurut Yayasan Indonesia Forum, mensyaratkan beberapa hal, pertama, ekonomi berbasiskan keseimbangan pasar terbuka dengan dukungan birokrasi yang efektif. Kedua, adanya pembangunan sumber daya alam, manusia, modal, serta teknologi yang berkualitas dan berkelanjutan. Ketiga, perekonomian yang terintegrasi dengan kawasan sekitar dan global.

Sudah lama saya mengidam-idamkan negara ini bisa maju dan sejahtera seperti negara lainnya di kawasan Asia Tenggara, masak, Indonesia yang merdeka lebih dulu ketimbang Malaysia bisa lebih lambat pembangunannya dibanding negara melayu itu? itu semua karena budaya bangsa ini, yang selalu memberi maaf atas sebuah kesalahan yang ternyata kesalahan yang sangat fatal, akibatnya budaya ini terus berakar dan merambah sektor publik yang notabene adalah sektor pelayanan masyarakat.Bisa dilihat, birokrat-birokrat negara ini yang sudah begitu parahnya. Saya pribadi menyangsikan terwujudnya visi tahun 2030 itu , mungkin saja baru akan terwujud 100 tahun mendatang atau bahkan tidak pernah terwujud?

Bandung Lautan Apa ?


Baru ngeh waktu tadi malam habis makan telor tahu tempe di PKL Pasar Simpang, ada spanduk bertuliskan " dalam rangka memperingati Bandung Lautan Api ke 61 ..." , wah ternyata sabtu kemarin adalah hari bersejarah Kota Bandung, dimana diceritakan bahwa terjadi pembumihangusan Kota Bandung (gudang mesiu ceunah) dan itulah tonggak perjuangan rakyat Bandung melawan kolonialisme penjajahan. argh ...terlalu berat rasanya membahas bagaimana kisah heroik pahlawan-pahlawan tersebut mempertahankan Kota Bandung.

Yang jelas, membaca pikiran rakyat edisi kemarin, headlinenya menyoroti pro-kontra M.Toha , sosok pahlawan yang diyakini sebagai pionir pembumihangusan Bandung Selatan. Ada 5 wajah M.Toha yang dipampang di suratkabar lokal itu , semuanya mendeskripsikan wajah M.Toha seperti apa sebenarnya. Ada versi sahabat seperjuangan beliau, ada versi seorang ibu-ibu , dan ada pula versi keluarga terdekat M.Toha. Saya jadi berpikir, ternyata masih ada yang care terhadap pahlawan yah , setidaknya itu yang berhasil saya tangkap ketika suratkabar yang sama memberitakan seminar mengenai pro kontra sosok M.Toha ini, ada yang bilang dia sebenarnya tokoh fiktif ada juga yang membenarkan kejadian tersebut.

Terlepas dari kebenarannya seperti apa, saya hanya dapat menarik simpulan bahwa peristiwa Bandung Lautan Api tenyata masih banyak diperingati khalayak Kota Bandung, sungguh sebuah patriotisme dan nasionalisme yang kuat dalam menghargai jasa para pahlawan. Semoga Bandung Lautan Api akan tetap menjadi Lautan Api , bukan lautan sampah, lautan banjir, atau lautan bencana seperti yang terjadi belakangan.

Mar 24, 2007

kecoak dikamarku



Banyak sekali kecoak di kamarku. Bukan karena kamarku jorok atau dekil, bukan juga karena kecoak-kecoak kehilangan habitat aslinya, dan pastinya bukan karena sang kecoak lagi kepingin kawin jadi sering jalan-jalan di sekitar kosanku. Arghhhh, saya bukan nya penakut atau phobia , tapi saya hanya ga suka lihat si kecoak berkeliaran seenaknya di kamarku. Walaupun kamar saya sempit dan tidak begitu bersih, tapi saya yakin sekali seeko kecoak harusnya tidak betah dikamar yang sering dirasuki pencuri ini. Jadi ingat novelnya Dewi Lestari yang menceriterakan kehidupan kerajaan kecoak rumahan yang jatuh cinta kepada anak wanita pemilik rumah. Mungkin saja, yah, si kecoak di kamar itu jatuh cinta kepada saya , hahahha, dan mungkin saja kecoak itu berkelamin betina, dan mungkin saja dia tahu kalau saya (masih) menjomblo, dan tragisnya sang kecoak sudah mati saya pukul dengan sapu lidi! Huahahahahaaaa….. dasar kecoak kau !

kenal lebih dekat dengan kecoak

Mar 23, 2007

World Water Day 2007


selamat hari air sedunia semoga krisis air perkotaan tidak akan segera terjadi di Kota Bandung, dan semoga kita sedikit lebih menghargai air.

link wwd2007

pesan dalam film

Sehabis menonton 4 episode drama Jepang “ Yoshi Tsubasa no Oreta Tenshitachi” , this is some quote you should be remembered :

Episode 1

“The reason for living, no one knows. That is why, people are struggling with hardship. But, that is while not being able to see the opposite side of things. That is why, even with hardship, there is hope of overcoming them. Because of that, we are existing and living”

Episode 2

“Sometimes, for the sake of protecting themselves. Whilst not knowing it, they will tell some pitiful lies.However, to lie to others, in actual fact, one's own self is getting hurt. That is why, only to one's own heart, do not betray it”.

Episode 3

“In this era, everyone is desperately chasing after something.It's almost as though to look back is something to be afraid of. But, when lost, it is wished for one to stand still and stop.Because only then will what one does not notice appear. After that, once again, carefully stepping forward will be fine”.

Episode 4
“In this era, completely treating oneself like a merchandise, without extreme make overs, life cannot continue. But it is wished for one to notice. Within each self, there are some things that cannot be changed. That, is the true you”.


Mar 22, 2007

Suka kah Anda berdebat (kusir) ?

Mungkin pertanyaan ini lebih tepat kalau saya ajukan kepada Bapak-bapak kita yang berkecimpung di dunia perpolitikan, tapi untuk tulisan kali ini pertanyaan khusus saya ajukan kepada rekan-rekan mahasiswa yang hobinya berargumentasi, berpendapat, dan berwacana. Hahaha, berdebat. Kuping saya selalu panas kalau ada perkataan mengenai perdebatan , apalagi perdebatan yang hanya dilandaskan urat (a.k.a emosi). Bukannya mendiskreditkan rekan-rekanku mahasiswa yang aktif di organisasi tapi ini menurut pengalaman saya ketika dalam sebuah forum , seringkali peserta forum tersebut memancing untuk berdebat (kusir) dan malasnya lagi, debat kusir dilakukan dengan landasan emosi semata , sama sekali tidak ada landasan ilmiah atau minimal menurut si A atau si B yang notabene pendapatnya lebih autentik

Mari kita kembali kepada masalah perdebatan yang tidak kondusif ini, saya sebenarnya suka sama hal-hal yang berbau perdebatan alias pro kontra dalam mengkaji sebuah masalah. Proses dialektika, begitu rekan-rekan mahasiswa di kampus ini menyebutnya. Saya juga suka mengikuti acara debat di televisi yang menghadirkan tokoh-tokoh terkemuka di Indonesia. Namun, perlahan-lahan saya juga gerah kalau melihat aksi-aksi para debater itu menjurus pada pemancingan emosi forum atau dapat dikatakan sudah diluar jalur. Gimana mau menyampaikan pendapat yang solutif kalau dalam forumnya sendiri ada gangguan? Saya yakin begitu dalam forum mulai ada orang-orang yang flaming dan diluar koridor, maka semua peserta forum tidak lagi berpikir solutif, yang ada hanya berpikir bagaimana si flamer ini tidak mendebat secara membabi buta pendapat yang ia ajukan nantinya.

Pada akhirnya saya hanya mampu menyampaikan uneg-uneg ini saja. Sekadar memberikan gambaran bagaimana proses dialektika berlangsung dan bagaimana mendebat yang baik dan solutif. Dan pada akhirnya, seperti yang sering saya ucapkan ketika forum sudah “diacak-acak” oleh flamer, “diem aja ah ,kalau makin ngotot, makin suka dia “

Mar 21, 2007

Rhaaa Festival 2007

Festival yang diadain di Belgia ini sifatnya ada non-profit alias ga komersil lah .... tapi bandingkan dengan pendukung festival indie post rock ini, post rockers didikan akademi Silentballet nampak berupaya menunjukkan performa mereka. Dan menurut saya, performa paling keren , tentu saja dengan alasan musik yang mereka racik, adalah Pelican. Dan terimakasih kepada TheSilentBallet yang telah merilis album kompilasinya, sebanyak 14 performa band indie post-rock menyuguhkan pemandangan indah untuk telinga Anda! hell yeah , setidaknya ada suguhan lain selain mendengar trilogi kompilasi the silentballet.

download
Tracklist :
1. A Whisper in the Noise: Through Wounds We Soon Will Stitch
As the Bluebird Sings, 2006 Transdreamer Records.
Website

2. Audrey: Vague
Visible Forms, 2006 TenderVersion Recordings.
Website

3. Pelican: City of Echoes
City of Echoes, 2007 HydraHead Industries.
Website

4. Frank Shinobi: Captain Fiasco
Linge Propre Entre Amis, 2006 Honest House.
Website

5. Part Chimp: Hello Bastard
I Am Come, 2005 Rock Action Records.
Website

6. Crippled Black Phoenix: Goodnight, Europe
A Love of Shared Disasters, 2007 Invada Records.
Website

7. Arnaud Machniak: Mille Voix
Poing Perdu, 2007.
Website

8. Matt Elliott: Our Weight in Oil
Failing Songs, 2006 Ici d'ailleurs.
Website

9. Bracken: We Cut the Tapes and Scatter
Heathens, 2006 Anticon Records.
Website

10. K-Branding: Cutting Moment
Unreleased, 2007.
Website

11. Milenasong: Always Broken
Unreleased, 2007.
Website

12. Rothko: Declaration of Loss (Live)
Unreleased, 2007.
Website

13. Yndi Halda: Dash and Blast (First Half Live)
Unreleased, 2007.
Website

14. Pentark: Lowering Sky Pentark,
2006 Self-Released.
Website

Saya bukan pembajak

Bah, gerah juga saya dengan sebutan itu. Saya akui kegemaran saya akan multimedia telah sedikit “menggelincirkan” saya pada perbuatan yang dapat dikatakan pembajakan. Pirates, whoa…sungguh enak namanya, tapi maksudnya sangat dalam. Saya setuju dengan pendapat media-media, kelompok pencipta lagu, musisi, dan orang-orang yang konsen masalah musik, tapi saya sangat tidak setuju dengan pendapat kawan-kawan di forum yang membolehkan pembajakan bagi musisi luar dan melarang dengan sewotnya pembajakan musisi lokal. Oke, saya bahas hal ini dari sudut pandang saya pribadi , yang katakanlah sama sekali tidak mengetahui detil, ihwal dan hal-hal lainnya mengenai industri musik. Mau lokal ataupun interlokal musisi yang dibajak karya ciptanya, sama saja bung ! mereka juga sama-sama butuh finansial kalau Anda mengatasnamakan bahwa pembajakan menyebabkan mereka bangkrut. Tapi saya melihat hal ini sebagai ekses, ekses positif pada saya pribadi, saya akui saya gemar share barang-barang bajakan kepada teman-teman di forum, tapi cobalah lihat sisi positifnya, saya justru sangat menghargai musisi itu, bahkan bisa dibilang saya mampu mengapresiasikan karya mereka. Bagi saya tindakan pembajakan adalah tindakan tercela, kalau pembajakan itu dilakukan untuk memperoleh keuntungan pribadi, bagi saya, selama masih dipergunakan untuk “kenikmatan” pribadi apa salahnya berbagi? Toh, kalaupun mereka “penikmat” barang bajakan ini mampu mengapresiasi kan lebih lanjut, ekses kepada musisi nya lebih positif kok….

Media selalu memicu terjadinya tindak pembajakan,…..selama masih ada “ruang” , saya ragu hal ini dapat teratasi , akhir kata : Stop pembajakan untuk diperjual belikan ….

negara jual pasir? siapa yang rugi ?

Membaca suratkabar belakangan ini, membuat mata selalu tertuju pada pemberitaan mengenai impor pasir yang dilakukan oleh pemerintah Singapura . Pasir yang diimpor dari Kepulauan Riau dan sekitarnya ternyata sudah lama dilakukan pihak negeri kepulauan itu. Dan, hebatnya Singapura sudah mampu membuat bandara Changi di atas tanah yang diambil dari negeri kita, hebat sekali bukan?

Negara kita, memang negara yang baik dan ramah kepada orang asing nampaknya, sampai-sampai mesti merelakan bangsanya sendiri dirugikan akibat “kebaikan” itu. Bagaimana tidak? Pasir dinegeri ini dijual dengan pasaran sangat tinggi sedangkan untuk impor pasir dari Indonesia , Singapura hanya menyumbangkan 500 -5000 rupiah untuk per meter kubiknya. Wah, sungguh baik pemerintah ini.

Berbicara mengenai kebaikan negara ini, saya teringat bagaimana negera ini bersikap “baik” kepada orang asing. Beberapa diantaranya adalah, memberikan hibah propi nsi Timor Timur kepada “pemberontak” di Timtim yang didukung negara-negara luar yang berujung pada terbentuknya negara Timor Leste, itu saya anggap sebagai “pemberian”, persetan dengan jajak pedapat dan tetek bengek lainnya. Kemudian, saya beralih pada kebaikan negeri ini pada negara tetangga “Malaysia” yang memberikan begitu saja pulau Sipadan dan Ligitan kepada Malaysia karena (mungkin) bangsa kita tidak pandai bernegosiasi, lalu sampai kepada masalah “pemberian” pasir kepada tetangga Singapura yang sampai saat ini berhasil memperluas daratan mereka, astaga! Bener-bener baik rupanya pemerintah, lalu coba lihat berbagai masalah yang menghimpit bangsa ini, kelaparan, bencana alam, korupsi, hingga rebut-rebutan jabatan , masihkah pemerintah concern terhadap masalah ini? Saya sangsi, dan mudah-mudahn kesangsian saya bahwasanya negara Republik Indonesia ini hanyalah tinggal Pulau Jawa-nya saja tidak akan terwujud. Amin. Merdeka !

Mar 4, 2007

cerita teman

Teman saya Kokoh, punya pendapat yang disampaikannya ketika kuliah Perencanaan Partisipatif. Bahwa kecenderungan orangtua kita untuk tidak memberitahukan masalah pekerjaan mereka kepada anak-anaknya. Terlebih dahulu ia melakukan survey kepada beberapa teman saya pada kuliah yang sama dan hasilnya semua teman yang ditanyai olehnya semua tidak tahu ada visi institusi orangtuanya bekerja. See? Teman saya memang seorang jeniu yang dapat menyimpulkan hal tersebut. Korelasinya adalah anak yang tidak tahu visi institusi orangtuanya itu berarti sang orangtua tidak ingin memberitahukan mengenai masalah-masalah yang terjadi di kantor tempat sang orangtua bekerja.

Tapi saya sedikit akan membantah kesimpulan dari si jenius kokoh, bahwa bagaimana dengan anak yang orangtuanya bekerja di sektor informal? Bagaimana anak yang orangtuanya baru saja di PHK? Bagaimana anak yang orangtuanya seorang penganggur dan pelaku kriminal? Jangankan visi, seabrek masalah pun akan di ceritakan sang orangtua kepada seisi rumah tak luput pada sang anak mungkin. Jadi saya menyimpulkan bahwa sang orangtua tidak akan menceritakan masalah pada anak-anaknya di rumah terhadap masalah di institusi nya apabila sang orangtua sudah seattle di tempat ia bekerja. Bukan begitu, koh?

eksistensi ?, go to hell with it

Kenapa akhir-akhir ini saya selalu berpikir akan satu kata : EKSISTENSI ! (huh) Saya sudah bosan melihat hal yang dinamakan manifestasi sebuah eksistensi ! apa sih gunanya? Teman saya, pernah berkata , bahwa eksistensi adalah hal yang lumrah pada setiap manusia, karena sejatinya manusia mempunyai fitrah untuk ingin dilihat oleh orang lain, baik itu perilaku, pendapat atau sekadar kehadiran fisik saja, yep, itulah eksistensi yang saya sendiri sudah cukup bosan mendengar kata tersebut.

Bagi saya, tidak ada gunanya hanya “tampil” di depan orang untuk hanya sekadar diakui keberadaannya. Terlepas (mungkin) dari sifat saya yang sebenarnya tidak ingin bergantung pada orang lain atau outsider, tapi saya berpemikiran terserah saya mau terlihat di depan orang lain atau tidak karena satu hal yang selalu saya pegang adalah : saya tidak akan melakukan hal yang saya tidak sukai, mau semanis apapun hal tersebut. So simple, saya tidak mau berusaha sekeras mungkin hanya untuk diakui keberadaan saya di sebuah komunitas agar saya dinilai EKSIS ! tai kucing dengan semua itu !

Eksisensi ibarat benalu berukuran raksasa, ia tumbuh di atas sebatang kayu tua, yang ringkih dan rapuh. Tinggal menunggu waktu saja bagi sebatang kayu itu untuk tumbang dan selanjutnya mati menjadi serbuk-serbuk yang binasa dan di geliati oleh rayap-rayap. Si benalu sama sekali tidak menyadari bahwa ia tinggal bersama sebatang kayu tua, ia tidak menyadari betapa sakitnya sang batang kayu ketika si benalu habis-habisan menyerap potensi sang kayu tanpa ada sedikitpun belas kasihan. Habis manis sepah dibuang, itulah si benalu, sebuah raksasa yang bernama eksistensi.

Wahai kawan ku yang diibaratkan sebatang kayu tua, berhentilah menyerukan kata eksistensi bagi saya , diri sendiri atau orang lain, sudah tak ada guna, sebab sang benalu sudah menghisap habis energy kita, sang benalu sudah meninggalkan kita dan bersiap mencari tempat bersarang yang baru, sang benalu sudah menganggap kita sebatang kayu yang sudah tidak dapat memberikan apa-apa, sudah tiada berarti, dan pada akhirnya kita akan punah tanpa ada seorang pun tahu apa yang telah kita lakukan dalam komunitas.Sekalipun kalian tetap berupaya menyelamat kan batang kayu ini, dan tetap mencari muka demi sebuah ke-eksis-an saya hanya mengucapkan : tidak bagi diri saya ! Selamat tinggal eksistensi! So long …..

Mar 1, 2007

untung ada Dian Sastro

Sepintas melihat iklan di televisi yang menampilkan Dian Sastro. Bukan sembarang iklan rupanya, sebuah kampanye global mengenai pembangunan negara-negara berkembang dalam wacana MDG (Millenium Development Goals). Dibungkus dengan gaya bertuturnya yang lugas membuat saya penasaran mengenai MDG ini (walaupun ketika kuliah Sistem Perumahan saya sudah mengenal MDG ini). Sedikit mereview mengenai program yang di rancang oleh PBB , kedelapan tujuan millennium itu adalah :

  1. Mengurangi tingkat kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim
  2. Pendidikan
  3. Kesetaraan gender
  4. Mengurangi angka kematian bayi
  5. Meningkatkan kesehatan ibu hamil
  6. Memerangi HIV/AIDS , malaria dan penyakit “ganas” lainnya
  7. Menjaga keseimbangan lingkungan
  8. Kemitraan untuk pembangunan
Ternyata, kalau mau ditilik lebih lanjut lagi, kedelapan hal di atas tersebut semuanya masih terjadi di Indonesia ! damn, bahwa ternyata rakyat Indonesia masih banyak yang kelaparan dan tidak sempat mengenyam pendidikan yang layak rupanya. Kalau begitu tidak usah kita melihat negara-negara Afrika yang sudah terlanjur dicap sebagai benua miskin (coba bayangkan negara Rep.Afrika Selatan dengan Indonesia? Mana yang lebih makmur?).

Saya terlalu angkuh untuk memandang diri sebagai orang yang berkecukupan sementara diluar sana, yang pasti dekat dengan sekeliling kita masih banyak orang-orang yang harus di-upgrade untuk mencapai MDG. Wah, terlalu utopis rasanya kalau saya berangan-angan membayangkan negara (Kota Bandung lah minimal) ini tidak lagi mesti bersusah payah mengejar sebuah program yang disebut MDG. Semoga saya saja yang angkuh, tidak pada Anda, bayangkan kalau semua orang seperti saya memiliki pandangan yang sama. Tidak bisa dibayangkan, butuh berapa puluh tahun lagi Indonesia bisa mencapai MDG itu ?

Akhirnya, saya berterimakasi kepada Dian Sastro yang telah sedikit membuka rasa penasaran saya terhadap MDG. Kalau saja saya tidak menyaksikan kilasan iklan itu, mungkin saya masih cuek-cuek saja dengan kehidupan sosial bangsa ini. Walaupun tidak terlalu signifikan setidaknya saya sudah diingatkan oleh Dian.

kunjungi site ini



All of a Sudden I Miss Everyone (Explosions In The Sky)