Membaca suratkabar belakangan ini, membuat mata selalu tertuju pada pemberitaan mengenai impor pasir yang dilakukan oleh pemerintah Singapura . Pasir yang diimpor dari Kepulauan Riau dan sekitarnya ternyata sudah lama dilakukan pihak negeri kepulauan itu. Dan, hebatnya Singapura sudah mampu membuat bandara Changi di atas tanah yang diambil dari negeri kita, hebat sekali bukan?
Negara kita, memang negara yang baik dan ramah kepada orang asing nampaknya, sampai-sampai mesti merelakan bangsanya sendiri dirugikan akibat “kebaikan” itu. Bagaimana tidak? Pasir dinegeri ini dijual dengan pasaran sangat tinggi sedangkan untuk impor pasir dari
Berbicara mengenai kebaikan negara ini, saya teringat bagaimana negera ini bersikap “baik” kepada orang asing. Beberapa diantaranya adalah, memberikan hibah propi nsi Timor Timur kepada “pemberontak” di Timtim yang didukung negara-negara luar yang berujung pada terbentuknya negara Timor Leste, itu saya anggap sebagai “pemberian”, persetan dengan jajak pedapat dan tetek bengek lainnya. Kemudian, saya beralih pada kebaikan negeri ini pada negara tetangga “Malaysia” yang memberikan begitu saja pulau Sipadan dan Ligitan kepada Malaysia karena (mungkin) bangsa kita tidak pandai bernegosiasi, lalu sampai kepada masalah “pemberian” pasir kepada tetangga Singapura yang sampai saat ini berhasil memperluas daratan mereka, astaga! Bener-bener baik rupanya pemerintah, lalu coba lihat berbagai masalah yang menghimpit bangsa ini, kelaparan, bencana alam, korupsi, hingga rebut-rebutan jabatan , masihkah pemerintah concern terhadap masalah ini? Saya sangsi, dan mudah-mudahn kesangsian saya bahwasanya negara Republik
No comments:
Post a Comment