Dec 14, 2009

Best 2009

Tahun 2009 segera berakhir , sekarang saatnya saya melakukan review audio yang selama setahun ini sering saya perdengarkan. Untuk kategori best albums, saya sepenuhnya memilih album Animal Collective sebagai yang terbaik (begitu juga dengan EP Fall Be Kind nya yang rilis belakangan), genre postrock saya memilih album Hymn To The Immortal Wind dari Mono sebagai yang terbaik serta EP dari THE SIGIT menjadi album Indonesia terbaik tahun 2009 ini. Berikut adalah list lengkap the best album versi saya, (dan mungkin) juga versi kalian.


Best albums

1.Animal Collective - Merriweather Post Pavilion

2. Phoenix - Wolfgang Amadeus Phoenix

3. Passion Pit – Manners

4. Yeah Yeah Yeahs - It’s Blitz

5. The Whitest Boy Alive – Rules

6. Camera Obscura - My Maudlin Career

7. The Decemberists - The Hazards Of Love

8. múm - Sing Along to Songs You Don’t Know

9. The Big Pink - A Brief History of Love

10. Wolfmother - Cosmic Egg

11. Dirty Projectors - Bitte Orca

12. Grizzly Bear - Veckatimest

13. Lacrosse - Bandages For The Hear

14. The XX - The XX

15. Florence And The Machine - Lungs

16. The Drums - Summertime EP

17. Loney, Dear - Dear John

18. Gustaf Spetz - Good Night Mr Spetz

19. Orba Squara - The Trouble With Flying

20. The Horrors - Primary Colours

Best Postrock Album

1. Mono - Hymn To The Immortal Wind

2. If These Trees Could Talk - Above The Earth, Below The Sky

3. And So I Watch You From Afar - And So I Watch You From Afar

4. The Autumn Project - This We Take With Us

5. The Mercury Program - Chez Viking

6. Toe - For Long Tomorrow

7. Signal Hill - More After We're Gone

8. Gifts From Enola - From Fathoms

9. Up-C Down-C Left-C Right-C ABC + Start – Firewolf

10. World's End Girlfriend - Air Doll OST

11. French Teen Idol - El Siete Es La Luz

12. Russian Circles – Geneva

13. Caspian - Tertia

14. Saxon Shore - It Doesn't Matter

15. Suplex The Kid - Suplex The Kid

16. Codes In The Clouds - Paper Canyon

17. Mt. - Teach Your Children How to Think, Not What to Think EP

18. Collapse Under The Empire - Find A Place To Be Safe

19. Goonies Never Say Die - In A Forest Without Trees

20. Tides From Nebula - Aura

Best Indonesian Album

1. The Sigit - Hertz Dyslexia EP

2. Tika and The Dissidents - The Headless Songstress

3. OST Pintu Terlarang

4. The Trees & The Wild - Rasuk

5.BITE - Mini Album (EP)

6. Clover - Until Whenever

7. Ansaphone - Morning Lights Recover [EP]

8. Elemental Gaze - Let Me Erase You

9. Monkey To Millionaire - Lantai Merah

10. Dzeek - Dzeek



mon/14/12/09

Dec 7, 2009

hufff....

sudah lama tidak mem blog ...

May 27, 2009

silent


IT'S A LONGTIME .......

Apr 12, 2009

Efek Rumah Kaca @ Ganesha Music Event , Lapangan Basket ITB, 11 April 2009

Tadi malam menyaksikan ERK menjadi bintang tamu dalam acara yang diselenggarakan oleh unit apres ITB , menampilkan band-band jebolan akademi apres ITB dan ERK tampil sebagai penutup acara. Membawakan sekitar 10 lagu (saya lupa mencatat repertoir nya ) plus 2 encore ("Insomnia", "Jalang").

Menurut saya, penampilan terbaik ERK adalah ketika mereka membawakan encore. Keseluruhan acara cukup baik, tapi ada yang sedikit mengganggu yaitu masalah sound yang sejak awal kurang bersahabat dengan kuping saya. Berikut sedikit foto yang dibidik oleh teman saya, bimbim.










Bandung, 12-Apr-09

Apr 1, 2009

KunoKini, Efek Rumah Kaca dan SORE di Publik Untuk Ruang Publik : Konser Musik @ Komunitas Salihara – Jakarta, 29 Mar’ 09


Menyaksikan konser musik yang diadakan oleh Komunitas Salihara beberapa waktu yang lalu, seperti menyaksikan dua macam petunjukan dalam satu paket. Acara musik yang diadakan oleh komunitas pecinta film ini menyajikan KunoKini, ERK, dan Sore sebagai penampil malam itu juga mengenalkan sejarah perbioskopan di tanah air lengkap dengan pemutaran film-film yang sempat berjaya bertahun-tahun yang lalu, pengalaman pertama saya menyaksikan film-film lawas Indonesia yang dibikin jauh sebelum saya lahir.

Oke, saya tidak mau berpanjang lebar mengenai sejarah perfilman tanah air , kurang ngerti. Mari saya bercerita saja tentang penampilan tiga band malam itu, yang menurut saya sangat luar biasa. Panggung pertunjukan yang merupakan panggung bioskop a la kadarnya yang berkapasitas tidak kurang ratusan kursi penonton pada malam itu terisi penuh. Setting panggung yang merupakan panggung bioskop menyebabkan ketidakleluasaan antara penonton dengan band yang tampil. Nampak ada jarak. Dimana penonton duduk manis di masing-masing kursi, sedangkan band bermain di panggung, seperti menonton wayang orang. Tapi tak apalah setidaknya semua orang bisa melihat tanpa terhalang oleh yang lainnya.

Pukul 7 malam, acara dibuka dengan penampilan KunoKini –yang saya sama sekali tidak tahu genre musik mereka sebelumnya-, ternyata band perkusi ini tampil sangat menawan, bagaimana suara-suara yang sebelumnya tidak disangka bisa dihasilkan dari alat musik macam tabla, kolintang, gendang, suling, dan alat tabuh tradisional lainnya menghasilkan suara yang cukup nyaman didengar . Set lagu yang dibawakan dari yang bernuansa alam, folk daerah, folk luar, patriotisme hingga nasionalisme semua dieksplor oleh grup yang terdiri atas 4 orang ini. Puncaknya adalah ketika KunoKini membawakan “Rasa Sayange” versi mereka, yang luar biasa menohok sekali ! Seandainya saja malam itu ada orang Malaysia yang ikut menonton, heheee….

Berikutnya adalah Efek Rumah Kaca (ERK) yang bermain. Satu kata dari saya : MENGERIKAN!. Hahaha… tidak berlebihan memang jika melihat permainan Cholil cs. yang sama sekali tanpa jeda disertai dengan pemutaran film G 30S/PKI sebagai film latar sepanjang penampilan mereka. Berikut adalah lagu-lagu yang mereka bawakan secara berturut turut, Jalang-Mosi Tidak Percaya-Jangan Bakar Buku-Banyak Asap Disana-Menjadi Indonesia-Di Udara-Tubuhmu Membiru…Tragis. ERK bermain sangat beringas, setiap lagu nyaris tanpa jeda dan efek gitar Cholil sangat bising disetiap lagu dan permainan tata lampu yang sangat ciamik ! Bayangkan video klip Foo Fighters “All My Life”, nyaris seperti itulah kondisi panggung ERK.

Setelah ERK, kemudian adalah SORE yang bertugas mengakhiri konser musik malam itu. As always, SORE yang malam itu minus Echa (belakangan dia muncul pada 1 lagu terakhir) dan plus Dono, kibordis baru. Celotehan Awan Mc Cartney seakan mencairkan suasana dari ketegangan yang sebelumnya disuguhkan oleh ERK. Malam itu SORE membuka pertunjukan dengan Bogor Biru (hal yang sama ketika SORE bermain di Opulence Bandung tahun lalu), kemudian bercanda dengan penonton, Senyum dari Selatan, bercanda lagi, Vrijeman, bercanda lagi, In 1997 The Bullet Was Shy, berseloroh, Ambang, Ada Musik di Dalam, Pergi Tanpa Pesan, Lullaby Blues dan 1 lagu berbahasa Prancis yang dinyanyikan bersama Tilly “The Chekinks”, Ernestito, dan Funk The Hole sebagai lagu penutup. Tidak seperti erk yang sebelumnya bermain, hampir setiap 1 lagu , mereka bersenda gurau dengan penonton. Oh iya, sepanjang penampilan SORE, pemutaran potongan-potongan film romantis jaman dulu , dan film –film yang di soundtrack-i SORE (Kala, Berbagi Suami, Pintu Terlarang). Satu kata untuk SORE : ELEGAN ! , ya mereka bermain dengan elegan sekali, sempurna bisa dibilang begitu. Acara pun disudahi sekitar pukul 22.00 lewat.


Ah , malam yang fantastis!

bandung,01 April 09

Mar 26, 2009

Seringai - Mengibarkan Perang (Single)


diambil dari DRS,

Ya, sebuah lagu baru dari Seringai! Ini bukan single album terbaru Seringai, hanya sebuah lagu yang diikutkan ke dalam kompilasi Yamaha yang tidak dijual, hanya bisa didapatkan kalau membeli sebuah motor Yamaha. Tapi tentu saja, tidak menjadikan sebuah halangan bagi kalian serigala-serigala, kalian bisa men-download-nya disini! Lagu ini rencananya merupakan lagu non-album untuk album berikut Seringai [tentu saja, rencana bisa berubah x)], dimana Seringai sudah memiliki 7 lagu baru yang sudah diaransemen final, dan 7 lagu lagi yang masih direvisi. Great songs so far!

Dan, ini liriknya:

Mengibarkan Perang

Kerja keras, banting tulang: hanya bertahan hidup.
Curah keringat, simbah darah: apa semua cukup?
Anggap semua permainan, dan mengambil keuntungan.
Mereka takkan peduli dan kita terabaikan.

Mereka selalu sulitkan hidupmu.
Dan kita kan selalu, mencoba bertahan, mencoba melawan.

Siapa mendapat untung, siapa tertinggal di belakang?
Siapa yang tertawa, dan siapa yang membusuk dan meregang?
Semua peraturan ini, menguntungkan - mereka.
Mungkin saatnya kita, memberikan neraka.

Mereka selalu sulitkan hidupmu.
Dan kita kan selalu, mencoba bertahan, mencoba melawan.
Mereka selalu sulitkan hidupmu.
Dan kita kan selalu, mencoba bertahan, mencoba melawan.

Semoga kalian dapat dengan mudah menikmati ”Mengibarkan Perang”!
Keep rocking in the free world, and please spread/forward this news!
Hailz! \m/

Try

* Arian 13 makin mirip siapa yaaaa ,,,,,, hehehe :P

Mar 22, 2009

AS Roma vs Juventus 1-4

Wuihhh..... JUVE kembali membukukan 4 gol , tidak tanggung tanggung sang lawan adalah klub ibukota, AS Roma .... hehehe.... Forza JUVE !

Juve 4 (Iaquinta (2), Mellberg, Nedved)

Video

Mar 15, 2009

Juventus vs Bologna 4-1

Yeahhhhh !!! menang besar juga akhirnya !
Juve (Salihamidzic,Gio,Del Piero (2))

The Decemberists - The Hazards of Love (Capitol Records, 2009)

Myspace
Buy

Tracklist
1. Prelude
2. The Hazards of Love 1 (The Prettiest Whistles Won't Wrestle the Thistles Undone)
3. A Bower Scene
4. Won't Want for Love (Margaret in the Taiga)
5. The Hazards of Love 2 (Wager All)
6. The Queen's Approach
7. Isn't it a Lovely Night?
8. The Wanting Comes in Waves / Repaid
9. An Interlude
10. The Rake's Song
11. The Abduction of Margaret
12. The Queen's Rebuke / The Crossing
13. Annan Water
14. Margaret in Captivity
15. The Hazards of Love 3 (Revenge!)
16. The Wanting Comes in Waves (Reprise)
17. The Hazards of Love 4 (The Drowned)


The Hazards of Love adalah ceritera terbaru dari Meloy dkk, yang merilis album kelima (kedua terhitung dari rilisan pertama mereka dengan major label, Capitol). Sukses dengan ceritera Crane Wife pada tahun 2005, The Decemberists kembali menuturkan cerita yang dikemas dalam sebuah album. Band indie rock/folk/baroque pop yang dikenal sebagai sebuah band cerita (storytelling band) ini membuat track demi track dalam album mereka sebagaimana layaknya adegan-adegan drama.

Well, kali ini Meloy yang merupakan “otak” dari band mengangkat cerita tentang percintaan Margaret (diperankan oleh vokalis tamu, dari band Lavender Diamonds) dengan sang kekasih, William (diperankan oleh Meloy sendiri) seorang tukang kayu. Percintaan mereka dihalangi oleh seorang ratu (diperankan oleh vokalis tamu band My Brightest Diamonds) terjadilah konflik segitiga diantara mereka. Kesemuanya dapat diikuti ceritanya lagu demi lagu dalam album. Utuh.

Keseluruhan track berjumlah 17 buah dengan pembagian prelude – cerita – interlude – ending cerita. Membingungkan jika membayangkan , namun tidak demikian jika sudah mengamati judul-judul track sekaligus mendengarkan lagunya. Album dibuka dengan prelude sepanjang 3 menit yang berisikan bunyi-bunyian string bass di awal dan organ, dilanjutkan dengan The Hazards of Love 1 (The Prettiest Whistles Won't Wrestle the Thistles Undone),khas The Decemberists, diwarnai akustik gitar dan rintihan vokal Colin Meloy menjadi intro pembuka yang pas . Meloy mulai menaikkan tempo pada A Bower Scene yang cukup heavy kemudia masuk pada Won't Want for Love (Margaret in the Taiga) dimana vokalis Lavender Diamonds mengambil alih divisi vokal Colin Meloy, yang menggambarkan kondisi Margaret yang mencari sang kekasih, melankolis. Pada The Hazards of Love 2 (Wager All),Meloy kembali bernyanyi mellow, berikutnya adalah intro pendek The Queen's Approach dilanjutkan Isn't It a Lovely Night?, sebuah track duet yang cantikkkk !!!! Pada The Wanting Comes in Waves / Repaid, sebuah erangan gitar dan vokal yang berulang ulang “This is how I am repaid…”, track yg cukup ear catchy. The Decemberists bereksperimen dengan semacam banjo pada intro The Rake's Song, sebuah lagu enerjik dan kaya beat. Pada The Abduction of Margaret, dengan menggunakan komposisi melodi yang sedikit di modifikasi dari track-track sebelumnya, mendengar track ini selanjutnya seperti mendengar pengulangan. The Queen's Rebuke / The Crossing , vokalis My Brightest Diamond menyumbangkan suara yang berat dan terdengar dingin diiringi rhytm gitar yang mengingatkan saya era kejayaan musik hair rock 80-an. Annan Water kembali merupakan track “sejuk” setelah distorsi pada track sebelumnya, penambahan unsur biola pada Margaret in Captivity menciptakan atmosfir kelam. The Hazards of Love 3 (Revenge!) memiliki intro yang sungguh cerita dengan penambahan choir child yang sing a long sepanjang track. Kemudian The Decemberists kembali bersemangat pada The Wanting Comes in Waves (Reprise) dengan perpaduan banyak instrument (string, biola, banjo) bersahut-sahutan. Pada akhirnya album ini ditutup dengan The Hazards of Love 4 (The Drowned), sebuah track relaksasi, seperti track awal, musik yang disampaikan cukup simple, akustik gitar + lengkingan suara Meloy + beat drum yang cukup teratur, sungguh mellow untuk mengakhiri babak ceritera Hazards of Love yang berdurasi nyaris 1 jam.

Overall, The Hazards of Love adalah pengulangan The Decemberists dalam hal konsep, tidak demikian dengan improvisasi dan penggunaan instrumen. Vokal Colin Meloy sangat berkarakter dan menjadi kekuatan dalam setiap lagunya. Disamping jumlah track yang terhitung cukup banyak dibanding Crane Wife yang berjumlah 10 track. Akan membosankan nampaknya bagi pendengar yang baru mencoba mendengarkan The Decemberists. Apapun itu, saya merekomendasikan album ini sebagai sebuah mahakarya tahun 2009 ini. Dan The Decemberists adalah penceritera ulung.

Dengar The Decemberists jika Anda menyukai : Death Cab for Cutie, dan beberapa variannya.


Sun, 15Mar09

Mar 13, 2009

Camera Obscura - My Maudlin Career (2009)

Rilisan terbaru Camera Obscura setelah sukses dengan album "Let's Get Out Of This Country" yang kental nuansa vintage/retro pop (track Tears For Affairs sungguh menggoda). Tak jauh berbeda dengan album terdahulunya CO kembali menyajikan sound indie/twee pop yang menawan dan menggoda di album nya yang ke 4 ini. Camera Obscura terdiri atas Tracyanne Campbell, Gavin Dunbar,Carey Lander, Kenny McKeeve, Lee Thomson, dan Nigel Baillie kesemuanya berasal dari Glasgow, Scotland.

Album terdiri dari 11 track dengan keseluruhan track menawan dengan suara vokal cantik nan menggoda. Dibuka dengan “French Navy” yang menghentak a la CO. Disambung dengan “The Sweetest Thing” yang memiliki intro khas musik twee pop, simple tetapi enak didengar. Pada track “You Told A Lie”, CO menurunkan tempo sedikit agak pelan dan music yang sentimental sesuai dengan tema lagu yang patah hati (maybe,^_^) serupa dengan track berikutnya “Away With Murder” nuansa musik chamber pop diiringi dengan synth, syahdu. Camera Obscura kembali bersemangat pada “Swans” (ooohhhh….. intro nya saya suka sekali ! damn!), track paling catchy dan sangat ear friendly di album ini. Track selanjutnya “James” dan “Careless Love” kembali dengan nuansa gloomy-twee pop. Pun dengan track “Moudlin Career” yang banyak mengeksplor bebunyian synth sebagai pengiring vokal. Album ini ditutup dengan track “Honey In The Sun” yang kembali enerjik dan mereka pun mengucapkan selamat tinggal dengan musik ceria a la Scandinavia.

Tracklist

1. French Navy
2. The Sweetest Thing
3. You Told A Lie
4. Away With Murder
5. Swans
6. James
7. Careless Love
8. My Maudlin Career
9. Forests And Sands
10. Other Towns And Cities
11. Honey In The Sun

buy
myspace

Silakan simak jika menyukai : Club 8, Pelle Carslberg, Edson, Belle and Sebastian, The Smiths, Mocca, White Shoes and The Couples Company

Fri, 13/03/09

All of a Sudden I Miss Everyone (Explosions In The Sky)