Menyaksikan konser musik yang diadakan oleh Komunitas Salihara beberapa waktu yang lalu, seperti menyaksikan dua macam petunjukan dalam satu paket. Acara musik yang diadakan oleh komunitas pecinta film ini menyajikan KunoKini, ERK, dan Sore sebagai penampil malam itu juga mengenalkan sejarah perbioskopan di tanah air lengkap dengan pemutaran film-film yang sempat berjaya bertahun-tahun yang lalu, pengalaman pertama saya menyaksikan film-film lawas Indonesia yang dibikin jauh sebelum saya lahir.
Oke, saya tidak mau berpanjang lebar mengenai sejarah perfilman tanah air , kurang ngerti. Mari saya bercerita saja tentang penampilan tiga band malam itu, yang menurut saya sangat luar biasa. Panggung pertunjukan yang merupakan panggung bioskop a la kadarnya yang berkapasitas tidak kurang ratusan kursi penonton pada malam itu terisi penuh. Setting panggung yang merupakan panggung bioskop menyebabkan ketidakleluasaan antara penonton dengan band yang tampil. Nampak ada jarak. Dimana penonton duduk manis di masing-masing kursi, sedangkan band bermain di panggung, seperti menonton wayang orang. Tapi tak apalah setidaknya semua orang bisa melihat tanpa terhalang oleh yang lainnya.
Pukul 7 malam, acara dibuka dengan penampilan KunoKini –yang saya sama sekali tidak tahu genre musik mereka sebelumnya-, ternyata band perkusi ini tampil sangat menawan, bagaimana suara-suara yang sebelumnya tidak disangka bisa dihasilkan dari alat musik macam tabla, kolintang, gendang, suling, dan alat tabuh tradisional lainnya menghasilkan suara yang cukup nyaman didengar . Set lagu yang dibawakan dari yang bernuansa alam, folk daerah, folk luar, patriotisme hingga nasionalisme semua dieksplor oleh grup yang terdiri atas 4 orang ini. Puncaknya adalah ketika KunoKini membawakan “Rasa Sayange” versi mereka, yang luar biasa menohok sekali ! Seandainya saja malam itu ada orang Malaysia yang ikut menonton, heheee….
Berikutnya adalah Efek Rumah Kaca (ERK) yang bermain. Satu kata dari saya : MENGERIKAN!. Hahaha… tidak berlebihan memang jika melihat permainan Cholil cs. yang sama sekali tanpa jeda disertai dengan pemutaran film G 30S/PKI sebagai film latar sepanjang penampilan mereka. Berikut adalah lagu-lagu yang mereka bawakan secara berturut turut, Jalang-Mosi Tidak Percaya-Jangan Bakar Buku-Banyak Asap Disana-Menjadi Indonesia-Di Udara-Tubuhmu Membiru…Tragis. ERK bermain sangat beringas, setiap lagu nyaris tanpa jeda dan efek gitar Cholil sangat bising disetiap lagu dan permainan tata lampu yang sangat ciamik ! Bayangkan video klip Foo Fighters “All My Life”, nyaris seperti itulah kondisi panggung ERK.
Setelah ERK, kemudian adalah SORE yang bertugas mengakhiri konser musik malam itu. As always, SORE yang malam itu minus Echa (belakangan dia muncul pada 1 lagu terakhir) dan plus Dono, kibordis baru. Celotehan Awan Mc Cartney seakan mencairkan suasana dari ketegangan yang sebelumnya disuguhkan oleh ERK. Malam itu SORE membuka pertunjukan dengan Bogor Biru (hal yang sama ketika SORE bermain di Opulence Bandung tahun lalu), kemudian bercanda dengan penonton, Senyum dari Selatan, bercanda lagi, Vrijeman, bercanda lagi, In 1997 The Bullet Was Shy, berseloroh, Ambang, Ada Musik di Dalam, Pergi Tanpa Pesan, Lullaby Blues dan 1 lagu berbahasa Prancis yang dinyanyikan bersama Tilly “The Chekinks”, Ernestito, dan Funk The Hole sebagai lagu penutup. Tidak seperti erk yang sebelumnya bermain, hampir setiap 1 lagu , mereka bersenda gurau dengan penonton. Oh iya, sepanjang penampilan SORE, pemutaran potongan-potongan film romantis jaman dulu , dan film –film yang di soundtrack-i SORE (Kala, Berbagi Suami, Pintu Terlarang). Satu kata untuk SORE : ELEGAN ! , ya mereka bermain dengan elegan sekali, sempurna bisa dibilang begitu. Acara pun disudahi sekitar pukul 22.00 lewat.
Ah , malam yang fantastis!
bandung,01 April 09
2 comments:
jadi pengen nonton kunokini ama sore. udah nonton ERK sih kemaren jadi tinggal penasaran ama dua band ini
salam kenal...nice blog
thanks for.....
Post a Comment