Kenapa akhir-akhir ini saya selalu berpikir akan satu kata : EKSISTENSI ! (huh) Saya sudah bosan melihat hal yang dinamakan manifestasi sebuah eksistensi ! apa sih gunanya? Teman saya, pernah berkata , bahwa eksistensi adalah hal yang lumrah pada setiap manusia, karena sejatinya manusia mempunyai fitrah untuk ingin dilihat oleh orang lain, baik itu perilaku, pendapat atau sekadar kehadiran fisik saja, yep, itulah eksistensi yang saya sendiri sudah cukup bosan mendengar kata tersebut.
Bagi saya, tidak ada gunanya hanya “tampil” di depan orang untuk hanya sekadar diakui keberadaannya. Terlepas (mungkin) dari sifat saya yang sebenarnya tidak ingin bergantung pada orang lain atau outsider, tapi saya berpemikiran terserah saya mau terlihat di depan orang lain atau tidak karena satu hal yang selalu saya pegang adalah : saya tidak akan melakukan hal yang saya tidak sukai, mau semanis apapun hal tersebut. So simple, saya tidak mau berusaha sekeras mungkin hanya untuk diakui keberadaan saya di sebuah komunitas agar saya dinilai EKSIS ! tai kucing dengan semua itu !
Eksisensi ibarat benalu berukuran raksasa, ia tumbuh di atas sebatang kayu tua, yang ringkih dan rapuh. Tinggal menunggu waktu saja bagi sebatang kayu itu untuk tumbang dan selanjutnya mati menjadi serbuk-serbuk yang binasa dan di geliati oleh rayap-rayap. Si benalu sama sekali tidak menyadari bahwa ia tinggal bersama sebatang kayu tua, ia tidak menyadari betapa sakitnya sang batang kayu ketika si benalu habis-habisan menyerap potensi sang kayu tanpa ada sedikitpun belas kasihan. Habis manis sepah dibuang, itulah si benalu, sebuah raksasa yang bernama eksistensi.
Wahai kawan ku yang diibaratkan sebatang kayu tua, berhentilah menyerukan kata eksistensi bagi saya , diri sendiri atau orang lain, sudah tak ada guna, sebab sang benalu sudah menghisap habis energy kita, sang benalu sudah meninggalkan kita dan bersiap mencari tempat bersarang yang baru, sang benalu sudah menganggap kita sebatang kayu yang sudah tidak dapat memberikan apa-apa, sudah tiada berarti, dan pada akhirnya kita akan punah tanpa ada seorang pun tahu apa yang telah kita lakukan dalam komunitas.Sekalipun kalian tetap berupaya menyelamat kan batang kayu ini, dan tetap mencari muka demi sebuah ke-eksis-an saya hanya mengucapkan : tidak bagi diri saya ! Selamat tinggal eksistensi! So long …..
No comments:
Post a Comment