Sebelum Anda melanjutkan membaca tulisan ini, harap bersihkan terliebih dahulu pikiran Anda dari hal-hal yang dapat menganggu ke-khusyuk-an dalam membaca. Mohon maap apabila terdapat unsur pembodohan, pemaksaan, dan pembenaran.
Teman saya, sebut saja NP (nama sengaja dirahasiakan demi kemaslahatan bersama) mempunyai analisis yang tajam mengenai penggunaan kosakata bahasa Indonesia, tentunya dia bukan seorang guru Bahasa Indonesia (tidak mungkin seorang guru bisa setolol itu) dan bukan pula seorang penyair. Kosakata itu kerapkali kita gunakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, yup, kosakata itu adalah kosakata “banget”, “amat”, dan “aja”. Walaupun ketiganya bukan merupakan bahasa yang
Si NP ini menganalisis kesalahan fatal umat manusia dalam menggunakan kata tersebut. Singkatnya, tidak tepat guna. Contohnya begini :
“Gila, keren banget lo !” , menurut orang awam (baca : yang hanya bisa menulis dan membaca dengan mengeja per kata, lebih tepatnya yang ketika duduk di bangku SD masih menggunakan sistem kurikulum CBSA) itu bukan suatu keanehan. Tapi lain halnya dengan teman saya, NP ini,….
Ia akan bereaksi keras apabila mendengar penggunaan kata “banget” tidak pada tempatnya. Kembali ke contoh di atas, seharusnya, menurut NP, keren aja! Bukan, keren banget ! jadi begini hasil analisisnya:
“gila, keren aja lo !” -à inilah penggunaan yang tepat,lho? Merasa janggal? Keberatan? Karena, masih menurut teman saya,NP, seharusnya kalo keren banget adalah dia (mengacu kepada tingkat ke-narsis-an manusia), jadi ketika ada yang berucap seperti ini :
“Gila lo, keren banget!” , lekaslah perbaiki menjadi, “Gila lo, keren aja!”, “keren banget gw !”
Lalu, bagaimana dengan penggunaan kata”amat” ? , silakan Anda analisis sendiri.
Mau percaya atau tidak , tergantung intelegensia Anda.
No comments:
Post a Comment