Jul 6, 2008

Ibu, Bapak, maafkan , saya (barusan) merokok

Hal yang sangat dibenci oleh Bapak dan Ibu saya di rumah, adalah melihat anak-anaknya merokok, walaupun Bapak saya adalah perokok (berat).Tapi sumpah, ini baru pertama kalinya saya melakukan hal yang paling di benci oleh penumpang angkutan umum, ya, merokok.

Suntuk, mungkin itu kata yang tepat sebagai alasan kenapa saya tadi merokok.

Jam 3 sore : Suntuk, diluar panas sekali cuacanya, bangun setelah sempat tertidur , bingung mau mengerjakan apa

Jam 3.15 : Ke warung , beli kopi instan, dan tiba-tiba pandangan tertuju ke sebungkus rokok. Rokok saya beli, saya kembali ke rumah,

Jam 3.30 : Mengambil 1 batang, menyalakan api, mulai merokok, sampai batang ke 3 , udah ga tahan dengan asap yang mengumpul di rongga mulut, lidah menjadi pahit sekali, sisa rokok yang masi ada di dalam bungkusnya saya buang saja ke kotak sampah.

Jam 4.00 : sholat ashar.

Jam 4.15-6.00 : tidur (lagi)

Ternyata, merokok benar-benar kegiatan teraneh. Rasanya tidak mengenakkan sekali, seperti sedang menghirup asap pembakaran tidak enak rasanya, anehnya kebanyakan orang Indonesia suka merokok,. Pak sopir angkot, tukang becak, abang tukang somay, pak tani, buruh pabrik, tukang semir, tukang tambal ban, preman, perampok, penjahat, pengemis dan pekerjaan-pekerjaan marjinal lainnya. Maaf ya Pak, Bu, tadi barusan saya merokok. Dan saya janji, ga merokok lagi, ga enak rasanya.


-malam senin, 6 Juli 2008 @ cikaso, bandung-

2 comments:

Dimas said...

ketularan ale lo ini...
kalah ama ale, dia aja maenannya dah bungkusan tiap hari..wkwkwkwkwk...jangan ngerokok, ga enak..pueeehhhhh....

hk said...

wekekekekekkk
itu juga rokoknya si ale mas ....
huhuhuhu

All of a Sudden I Miss Everyone (Explosions In The Sky)