Mimosa pudica, nama indonesianya adalah Putri Malu, nama yang bagus menurut saya (coba bandingkan dengan nama latin "Melinjo" atau nama latin "Gorila"). Sejenis tumbuhan tropis yang peka dengan sentuhan. Heh, kenapa saya menulis Putri Malu dalam blog ini? hehehee.... pengen aja.
Dulu semasa, SMU (High School), di wilayah sekitar sekolah banyak sekali semak belukar yang didalam onggokan belukar itu seringkali dijumpai Putri Malu ini, bersama teman-teman tumbuhan ini kami jadikan bahan mainan dengan berulang-ulang menyentuh sampai daunnya mengatup dan kembali menyentuh ketika si daun mulai membuka. Hhahahaaa..... penyiksa tumbuhan!
Anehnya, kok di Bandung ini jarang dijumpai tumbuhan seperti ini lagi yah, (baca : Kota Bandung, bukan wilayah pinggirannya dan hinterland yang masih banyak lahan hijau, -red.) Apa karena saking pemalu nya tumbuhan ini sehingga dia merasa tidak begitu eksis ketika berada di perkotaan atau banyak penyiksa tumbuhan seperti saya yang membuat keberadaan mereka terancam ? coba tanya ke rumput yang bergoyang -goyang saja lah ....
Saya analogikan tumbuhan berdivisi Magnoliaphyta ini ke dalam gaya hidup urban yang saya tinggali saat ini. Putri malu saya analogikan adalah wanita-wanita urban (sudah barang tentu wanita, mosok lelaki, Putra Malu, ). Keberadaan putri malu di kota-kota besar hampir sama langkanya dengan keberadaan wanita yang masih malu, lemah lembut dan bersopan santun di kota-kota besar. Yang ada dalam hingar bingar perkotaan adalah wanita - wanita yang tidak tahu malu sampai -sampai mempermalukan dirinya sendiri (liat celana sempit berwarna kuning terang dengan atasan kaos ketat berwarna hijau terang, apa tidak malu ? "bodo ah, yang penting pede aja" mungkin itu nantinya alasan yang terlontar oleh mereka, terserah).
Mari kita budayakan malu....
kalau tidak punya malu, berarti tidak punya kemaluan, bukan ?
Feb 25, 2008
Mimosa pudica
Labels:
catatan kecil
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment