Hidup di perkotaan seringkali kita menjumpai beranekaragam jenis umpatan. Hidup di kota memang keras, saking kerasnya mengumpat pun bisa menjadi hal yang biasa dan bahkan menjadi suatu gaya hidup metropolis. Sebuah tulisan mengenai kekesalan saya terhadap umpatan kaum urban Bandung.
Pernahkah Anda mendengar kalimat ,"Anjing! keren banget tuh mobil!" , atau " Taik, lu! ganteng banget tuh cowok!", dan lain sebagainya. Kalimat yang menurut saya sangat kasar dan mencerminkan latar pendidikan moral pancasila si pengumpat. Umpatan umpatan tersebut sudah sering saya dengar, baik di lingkungan pekerjaan, akademis, maupun di dalam sebuah angkot. Kalimat ungkapan yang saya rasa sudah bertransformasi menjadi kalimat pujian, kosakata gaul dan pernyataan takjub. Simak aja kalimat ini ,"Anjing! keren euy baju lu, beli dimana nyet ?",bukankah itu menyatakan ketakjuban , bukan tak mungkin pada suatu ketika nanti kata-kata umpatan sudah masuk ke dalam KBBI.
Yang saya tekankan disini adalah pemakaian kata umpatan yang saya rasa sangat tidak relevan.Dewasa ini umpatan -umpatan yang sering saya dengar memiliki kelompok :
1. Umpatan yang berasal dari hewan,
2. Umpatan yang berasal dari nama-nama kotoran,
3. Umpatan yang berasal dari aktivitas seksual dan alat kelamin,
Tak perlulah saya berikan contoh-contohnya, dari penggolongan umpatan tersebut ternyata bahasa Indonesia belum menyediakan kalimat khusus untuk mengumpat. Seharusnya ada kosakata tertentu yang benar-benar murni memiliki arti mengumpat, tidak bermakna ganda (kata "anjing", selain umpatan juga nama binatang toh ?)
Jikalau tidak ada (belum ada) umpatan khusus berbahasa Indonesia, maka lebih baik jangan mengumpat dengan menggunakan 3 golongan umpatan di atas. Karena saya merasa tidak enak kalau terus-terusan satwa seperti Anjing, Babi, Monyet, dan Bangsat (sejenis kutu , bukan ?) diteriakkan oleh manusia.
Sekian.
*kalau saya lebih baik menggunakan umpatan seperti "anemon laut" , karena selain berbahaya, hewan ini juga tidak memiliki bentuk yang jelas dan aneh , heheee....
Feb 25, 2008
Mari Mengumpat
Labels:
catatan kecil
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment