Sebuah kata yang saya lontarkan kepada kawan-kawan saya seusai menyaksikan launching album Efek Rumah Kaca (ERK) beberapa waktu yang lalu, : "AJAIB!". Dikatakan ajaib karena band yang terdiri dari Cholil (Vok.), Adrian (Bass), dan Akbar (drum) mampu menyihir banyak penonton untuk terus menerus menyanyikan bait demi bait dari lagu yang mereka bawakan dengan baik, menyimak bahwa album mereka dapat dikatakan baru saja dirilis (tidak oleh major label) namun hampir semua penonton yang datang mampu menghafal semua lagu yang mereka bawakan.
Searah jarum jam : Cholil, Akbar, Adrian
Konser intim cinta melulu ERK beberapa hari yang lalu merupakan konser ERK yang sudah lama saya tunggu-tunggu kehadirannya di Bandung. Sejak pertama kali mendengar album self titled mereka pada sekitar Oktober tahun lalu, saya sudah berpendapat bahwa band ini sangatlah fantastis ! Disaat menjamurnya band-band indie yang mengusung lirik-lirik lagu yang siap impor (baca : Inggris dan sebaliknya band-band lokal/major label yang bermunculan mengusung tema-tema cengeng dan mendayu-dayu, ERK tampil dengan format lagu berbahasa ibu dan beridealisme indie mengobrak abrik pakem dan selera musik Indonesia, untuk saat ini mungkin masih dalam skala kota besar. Dan benar saja prediksi saya ketika itu, dalam konser berjudul "Konser Intim Cinta Melulu" , ERK membuktikan kapasitas mereka sebagai band sangat mumpuni ditengah carut marutnya kondisi permusikan tanah air.
Konser dimulai ba'da maghrib, ketika MC mendaulat ERK tampil ke panggung, Cholil, Adrian, dan Akbar menyeruak di sela-sela padatnya penonton. Tanpa basa basi (mungkin selama ini saya selalu di suguhi basa basi musisi setiap mengadakan konser live, seperti "apa kabar bandung?","apa kabar kalian semua ? sehat ?" atau yang lebih ekstrim, "siap bergoyang??,-tarik mangg!"), ERK mulai khusuk memainkan instrumennya masing- masing. Sekilas penampilan Cholil pada malam itu mengingatkan saya akan Thom Yorke, menyanyi dengan emosional dan membentuk gestur tubuh yang nyaris menyerupai Yorke ! Namun kebimbangan saya akan bayang-bayang Thom Yorke segera hilang ketika Cholil mampu memainkan tempo yang tinggi dengan -BERSIH !Yup, bukannya mengesampingkan teknik vokal Thom Yorke atau memuji yang berlebihan kepada Cholil, namun itulah kesan yang saya tangkap bahwa memainkan nada-nada yang tinggi dengan suara yang bersih sangat susah dan pasti membuat hancur pita suara! toh buktinya sampai akhir lagu yang dimainkan , vokal Cholil tetap terjaga dan tidak ada deheman dari Cholil yang menandakan suaranya habis atau serak. Aksi Cholil pun diimbangi dengan permainan Adrian , sang bassis yang menurut saya miskin dalam bersuara dan Akbar yang saya kira adalah seorang pengusaha (lihat saja penampilannya yang, - meminjam kata dari seorang teman, seperti orang kantoran).
ERK memainkan semua lagu dalam album selftitled mereka, termasuk 1 lagu untuk album berikutnya, "Hujan Jangan Marah". Berikut setlist yang dibawakan :
INTRODEBU-DEBU BETERBANGANINSOMNIABUKAN LAWAN JENISDI UDARADESEMBERHUJAN JANGAN MARAHJALANGJATUH CINTA ITU BIASA SAJABELANJA TERUS SAMPAI MATIMELANKOLIASEBELAH MATAEFEK RUMAH KACACINTA MELULUDI UDARA (dibawakan kembali)Lagu Cinta Melulu dipilih sebagai lagu penutup konser malam itu, namun seperti lazimnya sebuah konser, penonton meminta untuk bermain lagi. Saya sendiri bingung, karena saya sudah menghafal lagu-lagu yang mereka bawakan dan tidak ada lagi lagu yang tersisa! tiba-tiba saja dengan spontan Cholil dkk. membawakan kembali lagu "Di Udara" dengan komando: "nyanyi bareng, yah!" Hahahahaa..... dan malam itupun ditutup dengan koor serentak seisi ruangan menyanyikan lagu yang didedikasikan untuk Alm. Munir itu.
Overall, seperti yang telah saya post di beberapa forum mengenai konser ini, saya menilai konser ERK pada malam itu :SEMPURNA !, dengan bangga saya memberikan rating 9,5/10! kalaupun boleh dikatakan kekurangan dalam konser pada saat itu adalah (mungkin) sempitnya ruangan sehingga penonton berdesakan dan ulah fotografer-fotografer amatir yang seenaknya menutup pandangan, itu saja kekurangannya , selebihnya adalah kesempurnaan dalam sebuah konser mini Efek Rumah Kaca. Saya beruntung menjadi salah seorang yang mampu menyaksikan konser free ERK ! Tidak berlebihan kalau saya katakan bahwa mungkin 2 atau 3 tahun lagi ERK akan dikenal diseluruh Indonesia (tidak hanya kota-kota besar saja), dan mulai dinyanyikan oleh pengamen-pengamen di perempatan jalan. Semoga idealisme dan ciri ERK dalam bermusik tidak berubah pun bila nantinya ERK bergabung dengan label besar.Terimakasih ERK ! ALL HAIL Efek Rumah Kaca !!
*Dan saya lebih suka dengan penamaan "Konser Intim (sampai) Klimaks Efek Rumah Kaca!" (ketika melihat Cholil duduk lemas di atas sofa selepas encore "Di Udara", hahahaa....)
Aku bisa diracun di udaraAku bisa terbunuh di trotoar jalanTapi aku tak akan pernah matiTak akan berhenti- Di Udara