Dec 26, 2007

Renungan Buat Sopir Angkot di Bandung

Hai kawan –kawan , jika Anda mempunyai rekanan, tetangga, teman, saudara, sanak kerabat, atau (bahkan Anda sendiri ) seorang sopir angkutan umum di Bandung yang hilir mudik di pusat kota sampaikan uneg uneg ini kepada mereka para sopir

Kenapa yah? Sopir angkot itu doyan banget ngetem (tulisan aselinya apa yah ? nge-time atau ngetem ?) di perempatan alias lampu merah jalan raya, melambatkan kecepatannya sampai di batas bawah kecepatan normal berkendaraan atau mengencangkan kecepatannya seperti angkot yang dikejar kejar setan !

Beberapa hari yang lalu sepulang dari kampus ( note : saya sudah tidak kuliah lagi) setelah melakukan aktivitas hingga malam hari, dan hendak pulang dengan menaiki angkot berwarna hijau bermoncong lebar saya berharap bisa segera sampai rumah tidak begitu lama….Ngeeeenggg………mobil kebut sekali di jalanan gelap sekitar BATAN Tamansari sampai lampu merah Pasupati, kebetulan penumpang tidak begitu banyak.

Setelah lampu merah berganti hijau mobil kembali berlari kencang sampai sampai tikungan dekat rektorat pun di hajarnya dengan kecepatan tinggi, dan mulai melambat ketika mencapai perempatan sulanjana –dago. DAN DISITULAH KEKESALAN TERJADI ! kronologisnya sebagai berikut :
Lampu merah 1 : (suara mesin mobil, suara sopir manggil2in orang dijalan buat naik ke angkot dia padahal orang cuma mau menyeberang )
Lampu merah 1 : pengamen datang, nyanyi lagu2 yang lagi nge hits cuma beberapa bait
Lampu hijau 1 : mobil masih statis alias tidak berjalan, saya pikir sopirnya buta warna dikiranya masih merah padahal hijau , cueklah paling 5 menit.
Lampu merah 2 : mobil tetap bertengger di pinggiran jalan, si sopir masih keukeuh manggil2in orang –orang yang lewat padahal cuma MENYEBERANG ! lalu pengamen masuk (lagi) , genjrang genjreng gak jelas
Lampu Hijau 2 : mobil kembali diam , saya pikir ini lampu merahnya yang rusak atau otak si sopir nya yang rusak ? tensi darah mulai naik, badan udah lusuh
Lampu merah 3 : masih statis. Masuk lagi pengamen ……
Lampu hijau 3 : baru jalan, itupun dengan sangat lamban

Sesampainya di seberang jalan diponegoro, mobil kembali ngetem, sampai kira-kira 10 menit …….suasana sunyi ,…. Semua penumpang pada ngomel kayaknya ,
Karena sepi tidak ada penumpang lagi si sopir memacu kendaraan dengan kencang , sampai sampai lampu merah di pertigaan samping Gedung Sate di hajar dengan high speed mungkin si sopir kesal atau emang otaknya tidak beres!

Overall saya sampai rumah sekitar 45 menit , padahal jarak Kampus – Cikaso normalnya dengan angkot plus macet bisa ditempuh hanya 15-20 menit saja. Itulah kisah sedihku naik angkot malam hari di Bandung. Mungkin kawan –kawan pernah mengalami kejadian kayak gini atau bahkan lebih parah lagi mungkin ? Ya, berdoa saja semoga tidak ada lagi angkot di Kota Bandung ini atau angkot tetap ada tetapi sopirnya diajari tatakrama berlalu lintas dahulu, tata krama berlalu lintas bukan hanya milik pengendara kelas atas bukan ??

2 comments:

Dupanus Salazar said...

ngejar setoran her... udah malam, seharian penumpang sepi, makanya..

Just Fair said...

iya her..kesian sih si supir itu.. coba kalo lo menempatkan diri jadi si supirnya..pasti lo akan mengerti.

hahaha...blagu gini. padahal kalo gw jadi elo..gw jg pasti marah2! hehe..

All of a Sudden I Miss Everyone (Explosions In The Sky)