Ah .. sebulan sudah menempati kantor baru , walaupun masih tetap domisili di Bandung , tapi kayaknya sudah cukup kerasan menempati kantor ini. Porsi pekerjaan yang terbilang padat kalau di bandingkan dengan kantor yang dahulu , yang teramat santai. Tapi , itulah tantangan yang saya harapkan , bekerja dibawah tekanan yang besar akan menempa pola pikir seseorang. Teman saya, yang sekarang bekerja di Departemen Pekerjaan Umum Jakarta, tahu betul bentuk tekanan yang dialami. Dimulai dari rutinitas pekerjaan yang melulu membosankan , ritme yang selalu sama, bangun pagi – berangkat – macet – sampai kantor – pulang – macet –tidur. Belum lagi ditambah dengan tekanan dengan atasan, hahaa… teman saya yang asli Jawa ini, sebal dengan atasannya yang asli Batak, dikatakannya kasar-kejam –bengis dikarenakan suara orang Batak begitulah adanya, dia tertekan.
Lalu ada teman saya yang bekerja di salah satu konsultan di Jakarta, rutinitas yang sama, namun menghadapi sifat perfeksionis sang atasan yang kelewat perfeksionisnya daripada dosen pembimbing ketika kuliah, dikatakannya kepada saya , dia sudah tidak mempunyai waktu lagi untuk menyenangkan dirinya sendiri sebab semua waktunya tersita di kantor , dan tentu saja di jalanan berjam jam selama macet.
Kemudian ada pula yang bekerja di pemerintahan pusat, dengan fee yang subhanallah untuk lulusan planologi, pekerjaan yang (mungkin) santai dan fleksibel serta seringnya melalukan “kunjungan” ke daerah-daerah, sungguh menyenangkan. Saya tidak tahu, apakah dia tertekan juga ? mungkin saja tidak, soalnya dia sudah cukup bahagia.
Bagaimana yah dengan saya sendiri ? bekerja tidak di Jakarta, atasan yang cukup baik dan rekan kerja yang cukup solid, apakah saya nantinya akan tertekan ke arah tekanan yang negatif seperti yang dialami teman-teman saya ? saya tidak tahu karena saya bukan peramal, tentunya (terkekeh).
No comments:
Post a Comment