Jan 30, 2009

Upcoming Release : Mono - Hymn to the Immortal Wind

Tahun 2009 ini, seperti apa yang pernah diperbincangkan dengan sdr.owi , adalah tahun dengan rilisan-rilisan yang ditunggu-tunggu dari band-band terbaik. Salahsatu yang terbaik itu adalah , Mono, band instrumen/postrock asal Tokyo, Jepang yang sempat berkunjung ke Jakarta dalam konser Jakarta Rock Parade (Hell no! detik-detik akhir menjelang konser, panitia menurunkan harga tiket , and damn! gw ga nonton aksi Mono di Jakarta!)

Album ke-5 dari Mono sendiri menurut rencana akan dilepas pada bulan Maret 2009 ini, dengan judul album Hymn to the Immortal Wind, pengumuman resminya sudah dipasang di web atau myspace lengkap dengan sample lagu "Ashes In The Snow" yang dapat diunduh gratis demi memuaskan rasa penasaran fans.

Ya, inilah band yang berada di jalur post rock mancanegara yang saya tunggu rilisan album terbarunya sejak rilisan "Gone (2007)", dan semoga, CD nya beredar di Indonesia !

Mono Official Site
Mono @ Myspace
Preview

Jan 29, 2009

saling menjatuhkan ?



Lihatlah .....
baru kemarin baca Kompas , muncul iklan sehalaman besar. Itulah iklan dari PDIP yang mengusung Bu Mega untuk maju kembali jadi capres. Dan hari ini, iklan balasan dari Demokrat muncul dalam ukuran halaman yang sama. Yang satu sibuk menjatuhkan kinerja yang lainnya, begitulah kepemimpinan di Indonesia. Padahal baru saja kita lihat bagaimana McCain mengakui keunggulan Obama dan sama-sama memikirkan bangsa, kontras sekali dengan iklim demokrasi di negeri ini....

Hahahahaa.....

Ghaust - Ghaust (2008)

Tidak berlebihan jika saya menganggap Ghaust merupakan band pertama di Indonesia yang mengusung genre post-metal hingga merilis sebuah album. Ghaust terdiri dari Uri A.Putra (gitar+bass) dan M.Edward (drum). Keduanya bertanggungjawab dalam keterlibatannya membidani sebuah genre baru, scene perpostmetalan di Indonesia. Negeri yang melayu ini. Walaupun akar bermusik mereka adalah rock. Namun yang menjadi sedikit beda (dan sesuatu yang baru di Indonesia) adalah keputusan mereka untuk bermetal tanpa suara vokal, tanpa raungan vokalis. Instrumental tapi tetap gahar,

Di akhir tahun 2008, Ghaust merilis LP mereka yang pertama, sebuah album selftitled. Dengan berisikan 6 lagu yang powerful , yang rasanya mustahil jika membayangkan lagu demi lagu tersebut dilahirkan oleh hanya 2 orang saja.Lagu-lagu yang mengisi LP ini serasa indah, lepas dari imej metal yang urakan dan mengerikan, sebaliknya mereka menyajikan lagu yang kaya harmonisasi sekaligus membentuk atmosfir galau/gloomy. Lagu "Day After (Entering Into Peace)", dijadikan pembuka album ini dengan sajian harmonisasi indah a la post metal, tempo yang melambat di tengah lagu seaka menuntun pendengar untuk masuk ke dalam dunia audio milik Ghaust. Benar saja, setiadanya track pertama, "Sleep and Release" menyambut dengan melodius. Atmosfir galau kembali tampak cerah dengan kehadiran lagu "Torchlight" yang mempunyai intro cukup "jinak", lagu yang mid-temp, diramu sedemikian rupa hingga seperti sebuah relaksasi dari kebisingan lagu-lagu sebelumnya untuk mempersiapkan keberingasan lagu berikutnya. Dengarkan "Akasia", Ghaust meracik melodi dan emosi dalam nada yang menderu-deru, sekaligus melodius sekali, raungan gitarnya serasa EITS yang sedang mabuk dan hantaman drum nya seperti denyut jantung sehabis mengitari stadion sepakbola sebanyak 7 putaran namun ditengah lagu serasa ada jeda untuk bernapas dan kemudian kembali lagi seperti intro awal hingga menuju akhir dengan mati lemas dalam klimaks yang tak terkira! Kemudian, "The Wolf and The Boar" yang merupakan lagu lama yang sebelumnya sudah dirilis dalam bentuk EP, soundnya yang lebih bersih dibanding versi sebelumnya, sound metal instrumental yang mengawang awang hingga penghujung lagu. Sebagai lagu penutup adalah "At Sea (We Are Nothing)", seakan menjadi lagu perpisahan Ghaust kepada pendengarnya dengan memberikan semua kemahiran bermusik mereka, dimulai dari intro yang melayang-layang, lambat laun disahuti oleh drum yang berdetak kencang, down tempo, hingga pada akhirnya kembali menggelinjang kencang, menarik mendengar gitar dan drum saling bersahut-sahutan di akhir track. Pada akhirnya track perpisahan ini seakan menjadi track pembuka untuk kembali ke track pertama album ini. Wonderful !

Track menarik menurut saya adalah "Torchlight" dan "Akasia", keduanya menunjukkan kekontrasan dalam permainan musik Ghaust. Yang satu bermain dengan tempo sedang, satunya lagi bermain seperti kesetanan. Namun keduanya tetap menjaga harmonisasi.

Pada akhirnya saya sangat berbahagia karena telah menjadi saksi hidup bagaimana scene perpostmetalan di tanah air ini dapat diterima luas oleh masyarakat Indonesia, masyarakat melayu ini. Dan semoga perpostmetalan di Indonesia semakin menjamur karena ulah Ghaust.
Artwork album ini mengingatkan saya pada artwork Pelican, serta penggunaan logo band yang nyaris mirip The Hawk is Howling-nya Mogwai, terlepas dari hal itu, materi musik yang disuguhkan sangat menarik untuk dinikmati. * (hk)

Sound like : Isis, Pelican, Red Sparrow,Jesu, EITS , Russian Circles, Mono , Beware of Safety, sleepmakeswaves

Ghaust - Ghaust (2008)
Tracklist :
1. Day After (Entering Into Peace)
2. Sleep and Release
3. Torchlight
4. Akasia
5. The Wolf and The Boar
6. At Sea (We Are Nothing)

myspace
try

Jan 23, 2009

Pintu Terlarang

Luar Biasa! itulah kata yang terlontar ketika usai menonton film genre thriller ini. Menyaksikan hampir 2 jam pemutaran film seperti disuguhkan pemandangan grafis yang kaya akan pop-art.
Film Joko Anwar yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama ini memang film yang saya akui cukup berat untuk dicerna masyarakat kita. Bagaimana tidak, sepanjang film banyak sekali penggambaran secara simbolis yang menjurus pada ke absurd-an.

Film mengisahkan tentang kehidupan tokoh utama -seorang pematung-punya istri cantik-punya sahabat yang baik-dan hidup yang baik-baik saja. Tapi setelah mengalami beberapa kejadian -menemukan pintu yang tergembok,misalnya- yang memunculkan banyak pertanyaan , kehidupan si tokoh utamanya menjadi berubah. Klimaksnya adalah pada saat christmas dinner, luar biasa sekali sang Joko Anwar membuat saya merasa ngilu ketika membayangkan sayatan pisau ke daging dan berujung pada : DOR ! ....
saya kira itulah klimaksnya, itulah akhir dari film ini, tapi kembali penonton dibuat berpikir setelah mengetahui kejadian-kejadian setelah christmas dinner tersebut, ahhh.... sayapun sempat bertanya-tanya sendiri : Maksudnya apa ? Kenapa bisa ? Kok bisa begini ? Hahahahaa....

Overall setelah keluar dari gedung pertunjukan dan diskusi sedikit dengan teman-teman, saya akhirnya mampu mencerna film ini. Luar biasa! Kekaguman saya pada grafis yang disajikan (lihat saja gambar yang sangat adem dipandang, luar biasa mulus sekali pencahayaannya, tidak kampungan seperti film-film ciptaan orang berdarah India itu, yang cocoknya di layar TV bukan di layar bioskop). Oh, saya juga tak lupa kagum dengan racikan lagu/scoring/theme song yang membuat film ini semakin "bernyawa". Salut buat Mondo/SORE/Tika/Iman dkk !

Mungkin untuk sebagian masyarakat kita, film ini tidak bagus, nggak jelas dan ngerasa rugi 2 jam menonton film ini. Mungkin masayarakat kita belum siap menerima film seperti ini. Mungkin film ini cuma bertahan beberapa hari saja di gedung pertunjukan. Tapi beruntung saya sudah menikmatinya. Dan berhasil mencerna film ini, film Indonesia dengan tema yang tidak biasa.

Pintu Terlarang @ IMDB

ARRGGHHH..............

Kemarin ditinggal makan siang
sebentar
Playlist mp3 saya di acak -acak teman,sehingga membuat saya malu
Malu karena apa yang di putar pada alat pemutar mp3 tampak pula di status messenger saya
semuanya bukan lagu kesukaan saya
semuanya terekam

apa yang kalian katakan ketika ada hal yang tidak kalian sukai ternyata terjadi tanpa sepengetahuan kalian ???

saya bilang : ARRRGHHHHH..............!!!!

All of a Sudden I Miss Everyone (Explosions In The Sky)